Tantangan Diri: Pikiran Berisik



Sejak menemani suamiku menjelajahi dunia manusia, mataku semakin terbuka. 

Bahwa Tuhan menciptakan manusia sungguh sangat penuh kasih sayang, dengan memberikan paket lengkap tentang misi hidup dan cara menjalankannya di dunia ini. Pun dengan tujuan yang jelas. Namun karena manusia dengan paket lengkap ini tidak menyadari dirinya, maka yang terjadi adalah sebuah ketidak-sinkronan seseorang dengan misi hidupnya.

Wuih, rasanya berat ya. Saat mulai mengenali diri pelan-pelan, banyak sekali WOW yang kutemukan tentang diriku. Butuh penerimaan diri dalam kesadaran penuh, instead of penyangkalan.

Beberapa teman bertanya, bagaimana bisa tahu bawaan diri kita termasuk misi hidup? Alat termudah untuk menemukan bawaan diri kita adalah dengan menyadari diri secara penuh. Tapi itu pasti sangat menantang, karena kita sudah sekian lama dipenuhi dengan pikiran yang sangat beragam. 

Cerita lebih dalam lagi tentang seluk beluk dunia manusia ada di sini: https://spiritualigps.com/ dan di sini: https://www.youtube.com/@spiritualigps.

Kali ini aku berbagi pengalaman tentang tantangan diri. Tantangan diri perlu kita lampaui. Percaya atau tidak, dengan menjalankan desain diri kita di jalan yang sesuai dengan yang disediakan Tuhan, maka rejeki akan didatangkan sesuai dengan kebutuhan kita.

Bawaanku adalah aku orang logis yang sangat serius dan dengan pikiran yang terstruktur. Namun dengan ini, pikiranku sering menjadi berisik karena berbagai hal yang aku merasa perlu pikirkan segera atas dasar logika rasional yang aku pahami. 

Pikiranku sangat aktif. Aktif artinya banyak sekali runtutan pikiran yang pop-up. Misalkan: pagi ini aku perlu koordinasi dengan grup ini, lalu aku cek jadwal anak-anak, lalu aku nanti perlu pergi ke sini, ke sana, eh tapi aku perlu membuat ini itu, dan seterusnya tidak berhenti sama sekali. Hal ini menjadi terlampau detil sehingga seolah tidak ada ruang bagiku untuk berjeda.

Aku perlu berjeda dan mulai memilah pikiran yang relevan saja. Kenapa begitu? Karena dengan anugerah pikiran aktif ini mulai muncul rasa terburu-buru. Nah bagian ini yang perlu diSTOP.

Bersyukur sekali aku memiliki konfigurasi pikiran yang aktif dang terstrukur karena bisa handle banyak kegiatan, mengorganisir sebuah perjalanan, dan jadwal komunitas dengan sangat lancar dan selalu berhasil dalam pencapaiannya. Tapi jika rasa syukur ini berangsur hilang karena sebuah kepanikan dan rasa ingin segera selesai membuat tubuhku tidak berjeda, maka segala berkat yang ada malah hilang entah kemana hehehe....

Orang jawa bilang LEREM .. itu sudah sangat benar.
Apapun bawaan diri kita yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, jika kita kita menyadari diri untuk memilih sikap yang tepat sesuai bawaannya, pasti tidak akan lerem.
Ora lerem, Rejeki merem.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK: Day by Day with My Son

Dua Guru Kecilku

Motivasi Berserah Diri