Perjalanan Menariku
Tak terasa sudah 4 tahun aku tinggal di Jogja. Tak disangka juga, justru di Jogja inilah perjalanan menariku berlanjut.
Sejak kecil aku sangat suka menari. Rasanya seluruh tubuhku penuh energi dan hatiku membuncah saat aku menari. Apalagi kalau sudah pentas, penuh kehangatan hati ini rasanya.
Aku berhenti les menari pas kelas 6 SD. Saat itu karena diminta untuk fokus pada ujian kelulusan SD, maka berhentilah aku dari kegiatan menari. Sedih sebenarnya, tapi aku tetap harus menjalankan kewajibanku sebagai anak kelas 6SD.
Di SMP, kecintaanku terhadap menari aku wujudkan dalam bentuk memimpin teman-teman untuk mengisi pentas seni menari. Membuat koreo tari dan mencari musiknya.
Di SMA masih aku lanjutkan kegiatan itu. Dan ikut kelompok tari antar kelas untuk Pesta Tutup Tahun.
Setelah itu, aku tidak menari lagi. Disibukkan dengan rutinitas dan kewajiban moral yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Nah, kepindahan kami.. eh kepulangan kami lebuh tepatnya, ke Jogja, rupanya membawa angin seger banget menuju panggilan menariku ini. Tahun 2018, Abimanyu berusia 9 tahun dan Anindhita 3 tahun. Mereka sudah mengijinkan mamanya untuk punya kegiatan sendiri.
Jadilah aku mendaftar di sanggar tari dekat rumah saat itu.
Mulai dari Tarian berjudul Panah Srikandi sebagai tarian pertamaku. Tari Tradisional Modern yang cantik dan gagah. Lanjut ke Tari Tradisional Sunda 2 dan Sunda 3, lalu Sunda Kontemporer. Di kelas tari ini aku mendapatkan banyak teman baru, semuanya emak-emak yang suka gerak hehehe... Seru menari bersama mereka.
Dan isengnya di Tahun 2022 ini, kami memilih Tari Bollywood Modern. Iseng bener..
Aku bersyukur, bisa dipertemukan dengan kelas ini. Aku menemukan salah satu pembawa kepenuhan hatiku. Dan kepenuhan hati ini membawa berkat indah dalam hidupku.
Komentar
Posting Komentar