Menumbuhkan Minat Baca Abi Anin
Seperti kata pepatah: "Buku adalah Jendela Dunia", tampaknya membaca merupakan kegiatan yang perlu diprioritaskan.
Selain membantu anak-anak untuk meningkatkan daya imajinasi mereka, dengan membaca kita dapat mempererat bonding atau ikatan batin. Dengan ikatan yang erat, maka anak-anak akan merasa nyaman dengan kita sebagai orangtua dan dapat berbagi apapun.
Mari kita luangkan waktu untuk membaca bersama anak-anak kita.
Pasti akan menyenangkan bercerita apapun yang kita alami bersama.
#sahabatkeluarga
-Tuhan Memberkati-
Banyak buku yang dapat dibacakan oleh orang tua atau dibaca sendiri oleh anak-anak yang membukakan mata mereka terhadap hal-hal baru di dunia ini.
Sejak usia si sulung, Abimanyu (Abi), mencapai 3 tahun, aku hampir setiap malam membacakannya buku sebagai ritual "bedtime story". Abi sangat menanti-nantikan ritual ini. Berbagai macam buku aku bacakan, seperti serial Rumah Kecil, Franklin, beberapa cerita fabel, dan cerita bergambar pembangun karakter lainnya.
Selama proses tersebut, Abi tentu saja dengan caranya selalu bertanya banyak hal. Dari apa yang diceritakan, apa arti sebuah kata yang aku bacakan, reaksi dari seorang tokoh dalam cerita, atau bahkan Abi menanyakan gambar yang ada. Walaupun kadang pertanyaan Abi tidak mengacu pada buku bacaan yang diceritakan, namun aku tetap yakin bahwa cerita-cerita penuh hikmah ini terekam baik dalam benaknya.
Tidak melulu buku cerita ini aku bacakan satu arah, ada kalanya aku memberi kesempatan Abi untuk menceritakan kembali. Tentu saja dengan gaya bahasa Abi di usia itu. Saat ini dikenal dengan sebutan "story telling". Bisa dengan narasi dalam bentuk vokal, bisa juga dalam bentuk gambar.
Selain membacakan buku, abjad aku perkenalkan sebatas simbol saja tanpa ada proses belajar mengeja.
Di dalam https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/5587_2018-02-13/gom_buku2018.pdf, dijelaskan juga bahwa dengan membaca dapat membantu anak untuk:
1. menemukan kosa kata baru
2. meningkatkan kemampuan dalam mengungkapkan ide
3. meningkatan rasa ingin tahu
4. mengembangkan daya imajinasi
Tampaknya sangat betul sekali artikel yang termuat di atas. Karena itulah yang dialami Abi.
Video di bawah ini, Abi usia 5 tahun yang sedang berusaha menterjemahkan cerita Pohon Apel melalui gambar dan narasi vokal.
Di usia 5.5 tahun Abi dapat membaca sendiri tanpa diajarkan secara formal.
Hingga hari ini, di usia Abi 9tahun, Abi sudah membaca sendiri buku pilihannya. Ada buku komik, ada buku novel, ada juga buku pengetahuan sains. Salah satu cerita narasi tentang buku yang dibacanya ada di sini: http://celotehabimanyu.blogspot.co.id/2018/03/railway-children.html.
Setiap anak berbeda itu benar adanya. Untuk sang adik, Anin, yang sekarang berusia 3tahun, ritual bedtime story dilakukan lebih dini.
Hal ini dikarenakan Anin sudah melihat kegiatan kakaknya sejak ia masih bayi, sehingga membuatnya tampak lebih siap.
Ketika dibacakan cerita Anin sudah bisa menceritakan kembali dengan bahasanya tanpa diminta.
Dan tidak hanya di waktu sebelum tidur, Anin tertarik sekali dengan buku-buku di waktu senggangnya.
Di tahap awal, Anin akan menangkap bacaan yang di depan matanya sebagai sebuah simbol. Kemudian dia akan menterjemahkan dalam sebuah cerita dari sudut pandangnya. Aku menikmati seluruh cerita imajinasinya. Tentu saja tak jarang mengundang gelak tawa kami sekeluarga.
Selain membantu anak-anak untuk meningkatkan daya imajinasi mereka, dengan membaca kita dapat mempererat bonding atau ikatan batin. Dengan ikatan yang erat, maka anak-anak akan merasa nyaman dengan kita sebagai orangtua dan dapat berbagi apapun.
https://www.complextrauma.ca/building-empathy-reading/ |
Mari kita luangkan waktu untuk membaca bersama anak-anak kita.
Pasti akan menyenangkan bercerita apapun yang kita alami bersama.
#sahabatkeluarga
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar