DeKuLing: De Kaplongan Ngulik Homeschooling

DEKULING
De Kaplongan Ngulik Homeschooling

Lebih tepatnya adalah komunitas yang terbentuk di Jalan Kaplongan Raya yang kemudian lebih sering disebut "DeKaplongan" atau DK.
DK ingin berbagi cerita untuk mengulik (membahas) bersama lebih detil tentang apakah itu homeschooling, bagaimana memulainya, lalu apa yang menjadi kegalauan, pertimbangan, dan faktor penting dalam proses berjalannya homeschooling.

Dan hari ini kami ditemani oleh 20 teman dari berbagai area di Jakarta dan Tangerang bersama anak-anaknya mengulik tentang lika-liku Homeschooling.
Kalau tidak salah 18 teman yang masih dalam tahap menimbang homeschooling dan ingin tahu lebih detil bagaimana proses homeschooling ini berjalan.

Setelah berkumpul, Annette memulai berbagi cerita tentang latar belakang DeKuLing.
Dilanjutkan dengan menceritakan pengalaman homeschooling masing-masing keluarga DK, ditambah cerita dari Sukma dan Mba Dwi.

Hati ini rasanya bahagia penuh suka cita ketika dapat berbagi cerita yang kemudian dapat memberikan warna baru, pengetahuan baru, dan sesuatu yang diakhiri dengan "ooo yayaya...".

Aku mengambil informasi dari http://www.home-school.com/news/history-of-homeschooling.php tentang alasan orangtua di negeri seberang mengapa memilih homeschooling di bawah ini. Tampaknya relatif sangat familiar dengan alasan orangtua di Indonesia.






Tak terasa hampir 2 setengah jam mengulik dan saling bertanya dan menjawab tentang langkah memulai homeschooling dan pergolakan yang akan dihadapi ketika sudah menjalani homeschooling.

Hasil ngulik tentang bagaimana memulai homeschooling:
1. Kekompakan Ayah dan Ibu adalah yang utama
2. Yakini yang telah disepakati bersama secara sadar dan kuat
3. Siap mulai dan jalankan dengan tenang
4. Memulai dengan pengamatan dan observasi kepada anak, bukan menjejalkan
5. Menjaga apa yang sudah disepakati bersama di dalam satu keluarga

Sementara pergolakan yang dihadapi dan apa saja yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan saat menjalankan homeschooling adalah:
  1. Anak-anak yang sejak kecil belum pernah mengenyam pendidikan formal akan lebih smooth untuk homeschooling
  2. Anak-anak yang sudah usia sekolah dan pernah sekolah formal akan memerluka waktu deschooling, kira-kira selama N bulan (sama dengan N tahun lama bersekolah formal)
  3. Memancing anak untuk memunculkan motivasi dan inisiasi diri
  4. Bersabar dengan proses munculnya motivasi dan inisiatif anak-anak 
  5. Membuat jadwal/agenda keseharian bersama anak
  6. Review atau evaluasi setiap tahun bersama anak
  7. Amati cara belajar anak dan dukung agar tercapai proses belajar yang optimal
  8. Jangan remehkan belajar dari keseharian, banyak sekali yang bisa dipelajari
  9. Buka pikiran dan rubah mindset orangtua dalam diskusi bersama anak
  10. Mengamati kebebasan berekspresi anak-anak dan terlibat untuk mengarahkan

Hati dan pikiran terpenuhi dengan berbagai informasi, begitu juga tubuh sangat berterimakasih dengan potlcuk nikmat dari teman-teman yang hadir dan segelas es kopi susu tentunya.


Anak-anak lintas usia asyik bermain dengan permainan apa saja yang ada. Kebetulan tuan rumah memiliki banyak mainan untuk dieksplorasi. Tak hanya itu, mereka juga belajar baking chocolate cookies yang yummy yang dipimpin oleh Tante Imelda, sang ahli baking. Selain itu ada yang face painting, main kartu, bermain bola, berlarian, petak umpet, dan lompat-lompatan.



Semoga yang sudah kita kulik-kulik bersama hari ini menjadi berkat bersama juga ya.
Sampai jumpa di lain waktu.


Saking serunya ngulik sana sini, kebersamaan ketika masih komplit bersama teman-teman pun lupad diabadikan. Dan inilah yang tersisa dari keramaian penuh suka cita hari ini.



-Tuhan Memberkati-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema Keluarga 2024

Otak Relax vs Pikiran Aktif

Berhasil itu Apa?