DK: Grafitti - Membaca Lantang & Narasi - Membuat Es Krim
Hari Rabu ini dikejutkan dengan agenda dadakan yang diciptakan sendiri oleh the boys. Setelah berkumpul, mereka langsung asyik sendiri mengagumi gambar grafiti huruf yang dibuat Josh. Serta merta dengan sendirinya mereka saling menantang diri masing-masing dan meminta Josh untuk mengajarkan grafiti kepada mereka.
Wah... memang ya, ketika anak-anak diberi ruang luas mereka akan beradaptasi dengan sendirinya dan mampu menyerap ilmu baru dengan cepat dan sangat efektif.
Hanya dalam hitungan detik saja, tampak mereka sudah berkumpul di meja bundar di samping rumah Kaplongan dengan selembar kertas dan spidol warna-warni. Entah kapan dan dari mana mereka mempersiapkan semuanya itu.
Terkadang terdengar Josh menjelaskan bagaimana memulai menuangkan ide ke dalam grafitti itu, di lain waktu terdengar gelak tawa mereka mungkin karena hasil gambar yang lucu hingga saling meledek. Tak apalah...
Sayang ada yang belum sempat terabadikan hasil karya grafiti dadakan ini.
Menjelang pukul 11.00, aku menemani anak-anak untuk Read Aloud atau membaca lantang dan menceritakan isi cerita tersebut atau Narasi.
Jika mengacu pada metode pengasuhan Charlotte Mason, narasi adalah hal yang sangat penting dan efektif bagi anak-anak dan kita juga sebagai orang dewasa dalam memahami sebuah bacaan. Narasi dapat mengajak anak untuk mengungkapkan dengan bebas isi pikirannya terkait dengan cerita yang selesai dibacanya.
Dan tentunya sangat cocok ketika dipadukan dengan Read Aloud, dimana anak-anak diajak untuk mengenal tanda baca di dalam cerita tersebut, sehingga dapat membacakan cerita tersebut dengan penuh suara berekspresi.
Anak-anak diberi kebebasan untuk memilih buku bacaannya, kemudian secara bergantian diminta untuk read aloud lalu bernarasi. Sementara teman-temannya belajar juga untuk mengenal sikap toleransi - menghargai apa yang sedang dilakukan temannya - dalam proses ini dengan mendengarkan lebih tenang lagi.
Selesai membaca dan bernarasi rasanya anak-anak perlu break sebentar... hehe..
Segeralah mereka berlarian keluar, main bola, main sepeda, main petak umpet, seru pokoknya.
Panas terik siang itu adalah waktu yang cocok untuk belajar membuat es krim vanilla sendiri.
Agenda berikutnya pun dieksekusi. Dengan perlengkapan yang telah disediakan masing-masing, mereka semua mendengarkan arahan dari Mama Laura for each step.
Senangnya melihat anak-anak ini sangat bersemangat namun mampu untuk saling berbagi dan membantu teman yang belum paham. Ketika eskrim saatnya dibekukan, mereka berlarianlah ke halaman lagi. Bahagia sekali tampaknya ya di masa anak-anak ini.
Termasuk si kicik baby ini, Anin, dia sangat menikmati proses pembuatan eskrimnya.
Selamat menikmati sayang...
Sampai Jumpa Lagi!
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar