Welcome Anindhita!
Tak terasa 27 hari berlalu sudah sejak hari kelahiran anak kedua kami.
Dan akupun baru sempat berbagi cerita seru kami di hari ini.
"Graciela Anindhita Rana Wijaya"
Nama lengkap anak kedua kami yang terpilih dan terasa paling sreg di hati.
Makna nama tersebut adalah Berkat Tuhan yang Indah dan Sempurna. Amin.
Sungguh berkat melimpah dan mengalir terus menerus menjelang proses lahirnya Anindhita.
Ah.. alam semesta sungguh ajaib.
Sejak kehamilan masih muda, aku telah berniat melalui proses kelahiran yang berbeda dari ketika melahirkan Abimanyu, 5 tahun yang lalu. Aku berbagi cerita di sini.
Proses kelahiran Anindhita merupakan proses alami tanpa intervensi atau yang disebut Gentle Birth. Aku mencoba pengalaman Water Birth dan Lotus Birth.
Puji Tuhan kami menemukan pendamping proses tersebut yang sangat baik hati dan sabar.
Terimakasih ya mbak.
Dengan bekal pengetahuan yang lebih banyak, kami lebih tenang menjelang hari kelahiran.
Prediksi dokter 27 Desember 2014 meleset. Hehe..
Sebetulnya aku juga sudah bicara dengan Anindhita tentang perkiraan lahirnya. Dan katanya akan lahir setelah tanggal 28 Desember 2014, tapi belum tahu tepatnya :D
Tanggal 1 Januari 2015, aku masih sempat melatih paduan suara ketika kontraksi setiap jam datang. Herannya ketika bernyanyi seolah kontraksi itu menghilang. Mungkin karena saking menikmati latihan nyanyi ya.
Tanggal 2 Januari 2015 pagi, kontraksi mulai terasa setiap setengah - satu jam sekali. Berlanjut menjadi 20 menit sampai 10 menit sekali di sore hari.
Sekitar jam 17.00 kami memutuskan untuk berangkat ke Depok, sebagai tempat kelahiran yang kami pilih sesuai dengan niat awal untuk mengalami proses Gentle Birth.
Sekitar jam 18.00 kami berangkat, mampir makan malam di margonda, dan jam 21.00 sampai.
Jam 21.30, hasil pemeriksaan dalam adalah pembukaan 1.
Aku masih santai dan sabar menanti dengan mendengarkan afirmasi menjelang proses kelahiran.
Jam 22.30, berangsur-angsur kontraksi semakin kuat dan pendek-pendek jedanya.
Aku masih tenang dan latihan napas.
Jam 23.00, kontraksi semakin kuat dengan durasi lebih lama dan jeda makin pendek.
Konsentrasi napas mulai buyar hehehe..
Jam 23.30, aku pindah ke ruang bersalin dan hasil pemeriksaan dalam adalah pembukaan 7.
Detik demi detik berlalu dengan kontraksi yang semakin kuat.
Konsentrasi napas timbul tenggelam sehingga kadang membuatku los untuk ngeden dimana itu sebaiknya tidak dilakukan.
Jam 00.45, aku masuk ke kolam air hangat dan kembali mengikuti kontraksi dan dorongan Anin dengan posisi duduk dan kedua kaki terbuka. Tak lama, ketuban pecah dan tampak lapisan putih keluar di air kolam.
Jam 01.00, kontraksi kuat terasa dan kepala Anin pun tampak.
Jam 01.10, kontraksi kuat dan panjang, Anin pun lahir utuh dan sempurna, mengambang di air lalu diletakkan di dadaku dan menangis.
Anin lahir dengan berat 2.9kg dan panjang 50cm.
Begitu proses melahirkan di kolam selesai, aku naik ke alas kering (tempat tidur) sambil menggendong Anin dengan tali pusar masih tersambung di aku.
Air di kolam tampak bersih, hanya ada sedikit sekali darah yang tertinggal di sana.
Kemudian kami berdua mulai berkomunikasi lewat sentuhan dan menjalani proses IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Satu jam berlalu tak terasa Anin menyusu selama itu. Dah hal ini adalah pengalaman pertamaku. Dulu Abi hanya sebentar, lebih tepatnya dibatasi kemudian dipisahkan untuk dibawa ke ruang bayi.
Plasenta keluar dengan sendirinya ketika aku berada di tempat tidur. Kemudian ditempatkan di baskom setelah dicuci bersih. Besar sekali ternyata ukurannya. Anin sangat tenang dan tertidur pulas setelah menyusu. Lagi-lagi pengalaman baru bagiku.
Sayang sekali, di akhir proses melahirkan Anin, aku terlalu los dan tak kuasa menahan dorongan sehingga mengejan kuat yang menyebabkan jalan lahir sobek. Jadilah aku dijahit 2 jahitan.
Andaikan aku tuntas konsentrasi nafas terakhir itu Anin akan keluar dengan sendirinya secara perlahan.
Sungguh luar biasa!
Di sela-sela kontraksi, aku takjub sekali ketika menyentuh kepala Anin saat akan lahir dan melihat Anin lahir dan mengambang di air. Sempat ada kekuatiran, apakah Anin tidak kemasukan air nantinya, akan tersedak, atau tidak akan menangis. Ternyata itu semua tertepiskan...
Puji Tuhan Alam Semesta.
Oya.. Abimanyu tertidur jam 22.00 sehingga tidak sempat melihat proses waterbirth itu. Namun tanpa diduga, jam 02.00 Abi bangun dan mencari kami. Kalimat pertama Abi: "Adekku mana Ma?".
Rasanya maknyesss.. hehehe.. Abi sudah punya adek. Dan kami sudah punya 2 anak.
Dini hari itu, terlewati dengan tenang..
Anin tidur lelap di sebelahku. Yang kutahu dulu Abi setiap jam terbangun. Sungguh berbeda.
Akhirnya kami pun bisa beristirahat. Eh kecuali Abi, dia memutuskan untuk tidak tidur lagi untuk menjaga adek bayi. Terimakasih mas.
Satu hal lagi. Selama kehamilan aku suka sekali cari-cari foto bayi perempuan dan jatuh cinta dengan foto di bawah ini. Entah mengapa selalu terbayang wajah di foto ini setiap harinya.
Ternyata Anin mirip dengan wajah anak di foto itu.. hehehe.. wow!
Fiuh.. sungguh pengalaman mendebarkan yang luar biasa.
Selamat datang Dek Anin. Terimakasih telah bergabung bersama keluarga ini.
Semoga kami dapat menjadi orang tua yang lebih baik lagi bagi Abi dan Anin.
Semakin hari semakin sehat, semakin kuat, semakin bahagia, semakin sejahtera dan berkelimpahan.
-Tuhan Memberkati-
Dan akupun baru sempat berbagi cerita seru kami di hari ini.
"Graciela Anindhita Rana Wijaya"
Nama lengkap anak kedua kami yang terpilih dan terasa paling sreg di hati.
Makna nama tersebut adalah Berkat Tuhan yang Indah dan Sempurna. Amin.
Sungguh berkat melimpah dan mengalir terus menerus menjelang proses lahirnya Anindhita.
Ah.. alam semesta sungguh ajaib.
Sejak kehamilan masih muda, aku telah berniat melalui proses kelahiran yang berbeda dari ketika melahirkan Abimanyu, 5 tahun yang lalu. Aku berbagi cerita di sini.
Proses kelahiran Anindhita merupakan proses alami tanpa intervensi atau yang disebut Gentle Birth. Aku mencoba pengalaman Water Birth dan Lotus Birth.
Puji Tuhan kami menemukan pendamping proses tersebut yang sangat baik hati dan sabar.
Terimakasih ya mbak.
Dengan bekal pengetahuan yang lebih banyak, kami lebih tenang menjelang hari kelahiran.
Prediksi dokter 27 Desember 2014 meleset. Hehe..
Sebetulnya aku juga sudah bicara dengan Anindhita tentang perkiraan lahirnya. Dan katanya akan lahir setelah tanggal 28 Desember 2014, tapi belum tahu tepatnya :D
Tanggal 1 Januari 2015, aku masih sempat melatih paduan suara ketika kontraksi setiap jam datang. Herannya ketika bernyanyi seolah kontraksi itu menghilang. Mungkin karena saking menikmati latihan nyanyi ya.
Tanggal 2 Januari 2015 pagi, kontraksi mulai terasa setiap setengah - satu jam sekali. Berlanjut menjadi 20 menit sampai 10 menit sekali di sore hari.
Sekitar jam 17.00 kami memutuskan untuk berangkat ke Depok, sebagai tempat kelahiran yang kami pilih sesuai dengan niat awal untuk mengalami proses Gentle Birth.
Sekitar jam 18.00 kami berangkat, mampir makan malam di margonda, dan jam 21.00 sampai.
Jam 21.30, hasil pemeriksaan dalam adalah pembukaan 1.
Aku masih santai dan sabar menanti dengan mendengarkan afirmasi menjelang proses kelahiran.
Jam 22.30, berangsur-angsur kontraksi semakin kuat dan pendek-pendek jedanya.
Aku masih tenang dan latihan napas.
Jam 23.00, kontraksi semakin kuat dengan durasi lebih lama dan jeda makin pendek.
Konsentrasi napas mulai buyar hehehe..
Jam 23.30, aku pindah ke ruang bersalin dan hasil pemeriksaan dalam adalah pembukaan 7.
Detik demi detik berlalu dengan kontraksi yang semakin kuat.
Konsentrasi napas timbul tenggelam sehingga kadang membuatku los untuk ngeden dimana itu sebaiknya tidak dilakukan.
Jam 00.45, aku masuk ke kolam air hangat dan kembali mengikuti kontraksi dan dorongan Anin dengan posisi duduk dan kedua kaki terbuka. Tak lama, ketuban pecah dan tampak lapisan putih keluar di air kolam.
Jam 01.00, kontraksi kuat terasa dan kepala Anin pun tampak.
Jam 01.10, kontraksi kuat dan panjang, Anin pun lahir utuh dan sempurna, mengambang di air lalu diletakkan di dadaku dan menangis.
Anin lahir dengan berat 2.9kg dan panjang 50cm.
Begitu proses melahirkan di kolam selesai, aku naik ke alas kering (tempat tidur) sambil menggendong Anin dengan tali pusar masih tersambung di aku.
Air di kolam tampak bersih, hanya ada sedikit sekali darah yang tertinggal di sana.
Kemudian kami berdua mulai berkomunikasi lewat sentuhan dan menjalani proses IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Satu jam berlalu tak terasa Anin menyusu selama itu. Dah hal ini adalah pengalaman pertamaku. Dulu Abi hanya sebentar, lebih tepatnya dibatasi kemudian dipisahkan untuk dibawa ke ruang bayi.
Plasenta keluar dengan sendirinya ketika aku berada di tempat tidur. Kemudian ditempatkan di baskom setelah dicuci bersih. Besar sekali ternyata ukurannya. Anin sangat tenang dan tertidur pulas setelah menyusu. Lagi-lagi pengalaman baru bagiku.
Sayang sekali, di akhir proses melahirkan Anin, aku terlalu los dan tak kuasa menahan dorongan sehingga mengejan kuat yang menyebabkan jalan lahir sobek. Jadilah aku dijahit 2 jahitan.
Andaikan aku tuntas konsentrasi nafas terakhir itu Anin akan keluar dengan sendirinya secara perlahan.
Sungguh luar biasa!
Di sela-sela kontraksi, aku takjub sekali ketika menyentuh kepala Anin saat akan lahir dan melihat Anin lahir dan mengambang di air. Sempat ada kekuatiran, apakah Anin tidak kemasukan air nantinya, akan tersedak, atau tidak akan menangis. Ternyata itu semua tertepiskan...
Puji Tuhan Alam Semesta.
Oya.. Abimanyu tertidur jam 22.00 sehingga tidak sempat melihat proses waterbirth itu. Namun tanpa diduga, jam 02.00 Abi bangun dan mencari kami. Kalimat pertama Abi: "Adekku mana Ma?".
Rasanya maknyesss.. hehehe.. Abi sudah punya adek. Dan kami sudah punya 2 anak.
Dini hari itu, terlewati dengan tenang..
Anin tidur lelap di sebelahku. Yang kutahu dulu Abi setiap jam terbangun. Sungguh berbeda.
Akhirnya kami pun bisa beristirahat. Eh kecuali Abi, dia memutuskan untuk tidak tidur lagi untuk menjaga adek bayi. Terimakasih mas.
Satu hal lagi. Selama kehamilan aku suka sekali cari-cari foto bayi perempuan dan jatuh cinta dengan foto di bawah ini. Entah mengapa selalu terbayang wajah di foto ini setiap harinya.
Ternyata Anin mirip dengan wajah anak di foto itu.. hehehe.. wow!
Fiuh.. sungguh pengalaman mendebarkan yang luar biasa.
Selamat datang Dek Anin. Terimakasih telah bergabung bersama keluarga ini.
Semoga kami dapat menjadi orang tua yang lebih baik lagi bagi Abi dan Anin.
Semakin hari semakin sehat, semakin kuat, semakin bahagia, semakin sejahtera dan berkelimpahan.
-Tuhan Memberkati-
Puji Tuhan buat semua kuasa Tuhan ya mba ke ibu2 luar biasa dlm mengalami persalinan normal.. merinding saya baca nya.. Antara takut happy n deg2an.. Smoga sy mengumpulkan segala keberanian untuk bisa mengikuti saran Mba Lia yaitu persalinan normal.. ☺☺☺☺
BalasHapus