7 Tahun Perjalanan Kami
Tanggal 14 Bulan Juli .. Tujuh tahun yang lalu...
Kami berikrar janji saling mencintai sehidup semati di depan altar Gereja Keluarga Kudus Banteng Yogyakarta dengan dihadiri oleh keluarga besar, kerabat, sahabat, dan banyak sekali teman-teman terkasih.
Aku pernah sharing detilnya persiapan pernikahan kami disini.
Serasa semua itu baru saja terjadi. Apalagi jika mengingat kehebohan yang terjadi saat itu.
Terlintas dalam benakku, puisi iseng yang aku buat selama proses persiapan pernikahan.
Puisi ini aku masukkan ke dalam buku misa pernikahan.
Terimakasih Tuhan.. Terimakasih alam semesta..
Terimakasih karena..
Kami boleh berbagi dalam segala hal, yang awalnya hanya berdua, kini bertiga, dan akan berempat dalam keluarga kecil kami. Dan kami pun boleh berbagi kepada para sahabat di sekitar kami akan segala hal.
Terimakasih karena..
Kami boleh mengalami proses pendewasaan dalam 7 tahun perjalanan pernikahan kami.
Menyamakan frekuensi, menyamakan vibrasi, belajar untuk menjadi selaras satu sama lain baik dalam hati - pikiran - maupun sikap di antara kami berdua.
Terimakasih karena..
Kami boleh merasakan apa itu bahagia, sedih, marah, kecewa, senang, bangga, bahkan hening tanpa rasa.
Dengan berbagai pelajaran yang datang kepada kami, yang membuat kami belajar berani untuk mengambil keputusan dan pilihan kami sendiri, yang membawa kami kepada tahap sekarang ini.
Terimakasih karena..
Kami boleh mempunyai seorang anak laki-laki yang hebat, Abimanyu.
Belajar dari Abimanyu adalah sesuatu yang sangat berharga dan akan terus kami lalui bersama dengan kesadaran hati.
Terimakasih karena..
Kami saat ini sehat, bahagia, sejahtera, dan ayem tentrem.
Kami berikrar janji saling mencintai sehidup semati di depan altar Gereja Keluarga Kudus Banteng Yogyakarta dengan dihadiri oleh keluarga besar, kerabat, sahabat, dan banyak sekali teman-teman terkasih.
Aku pernah sharing detilnya persiapan pernikahan kami disini.
Serasa semua itu baru saja terjadi. Apalagi jika mengingat kehebohan yang terjadi saat itu.
Terlintas dalam benakku, puisi iseng yang aku buat selama proses persiapan pernikahan.
Puisi ini aku masukkan ke dalam buku misa pernikahan.
Satu yang tidak kesampaian. Video tentang perjalanan kami sebelum menikah yang sudah aku buat tidak jadi jadi diputar di gedung resepsi. Kenangan yang ada dalam video ini membuat kami tertawa saat kami menontonnya bersama. Mengingat bagaimana pikiran kami melayang tentang masa depan, bagaimana mimpi-mimpi yang kami lontarkan, dan bagaimana realitas yang kami hadapi. Pastinya, aku belum membaca buku Ayah Edy ataupun informasi lain tentang parenting dan Aji belum terlibat langsung dengan dunia quantum. :)
Terimakasih Tuhan.. Terimakasih alam semesta..
Terimakasih karena..
Kami boleh berbagi dalam segala hal, yang awalnya hanya berdua, kini bertiga, dan akan berempat dalam keluarga kecil kami. Dan kami pun boleh berbagi kepada para sahabat di sekitar kami akan segala hal.
Terimakasih karena..
Kami boleh mengalami proses pendewasaan dalam 7 tahun perjalanan pernikahan kami.
Menyamakan frekuensi, menyamakan vibrasi, belajar untuk menjadi selaras satu sama lain baik dalam hati - pikiran - maupun sikap di antara kami berdua.
Terimakasih karena..
Kami boleh merasakan apa itu bahagia, sedih, marah, kecewa, senang, bangga, bahkan hening tanpa rasa.
Dengan berbagai pelajaran yang datang kepada kami, yang membuat kami belajar berani untuk mengambil keputusan dan pilihan kami sendiri, yang membawa kami kepada tahap sekarang ini.
Terimakasih karena..
Kami boleh mempunyai seorang anak laki-laki yang hebat, Abimanyu.
Belajar dari Abimanyu adalah sesuatu yang sangat berharga dan akan terus kami lalui bersama dengan kesadaran hati.
Terimakasih karena..
Kami saat ini sehat, bahagia, sejahtera, dan ayem tentrem.
Kenangan suka duka selama 7 tahun perjalanan ini, aku coba tuangkan di video "Our 7Years Journey".
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar