Talk Show The Book of The Right Brain Training
Salah satu rangkaian acara dari The Right Brain Training adalah talk show yang diadakan di outlet Gramedia di Central Park. Talk Show diadakan hari Minggu 23 Maret 2014 jam 3-5pm.
Mengikuti diskusi langsung dengan penulis buku The Right Brain Training ini ternyata sangat seru dan membuatku semakin memantapkan keputusan dan langkah kami ke depan.
Sang Penulis -Pak Rukky- sangat spontan dan gamblang dalam menggambarkan paradigma yang menurut beliau sesuai dengan hukum alam ini.
Dengan mengambil "Live Life Creatively" sebagai judul Talk Show, Pak Rukky lebih menggarisbawahi bagaimana kita bisa lebih kreatif dalam menjalani hidup untuk mencapai kesuksesan.
Salah satu karyawan diberikan pertanyaan seputar pekerjaan. Bagaimana proses mencari pekerjaan sampai pada kondisi saat ini, apa tujuan akhirnya, dan bagaimana mencapai itu.
Seperti layaknya orang pada umumnya, tujuan akhir kesuksesan adalah mencapai level tertinggi di perusahaan dengan gaji terbesar.
Kondisi ini dianggap sebagai yang ternyaman.
Sukses pasti dimaknai sangat beragam oleh setiap orang.
Namun buatku, sukses adalah saat hidupku ini bahagia lahir batin dan bermakna.
Poin utama diskusi dalam talk show ini adalah seputar keluarga, suami istri dan anak.
Mungkin karena peserta talk show lebih banyak ibu-ibu dan pasangan.
Termasuk diriku .. hehehe...
Bicara tentang kreatif, biasanya orang akan "lari" pada pemikiran kreatif seni, seperti melukis, menggambar, menyanyi, bermusik, dan sejenisnya. Dan itu adalah kelompok otak kanan (right brain). Benar! kalau berbicara bahwa kemampuan di atas ada di otak kanan, namun kreatif dalam hal ini tidak melulu tentang seni.
Mungkin tidak pernah terpikir bahwa dari lahir kita ini diciptakan dengan kondisi otak yang sama. Seiring dengan proses perkembangan kita masing-masing, berbagai kegiatan yang kita lakukan semasa sekolah, sistem pendidikan sekolah yang bersifat hafalan dalam jangka waktu panjang, doktrin orang tua dan lingkungan, membuat perkembangan otak berbeda.
Di masa kanak-kanak, usia bayi hingga 8 tahun, adalah masa perkembangan otak kanan.
Dimana sebaiknya tidak diajarkan matematika atau bahasa asing (secara sengaja/terpaksa) atau bidang-bidang yang termasuk dalam otak kiri. Karena otak kiri di masa kanak-kanak belum terbentuk dengan sempurna.
Ah.. pengetahuan pertama yang menyejukkan hati :D .. Karena aku meyakini Better Late Than Early ketika memutuskan Abimanyu homeschooling.
Proses "membuat" anak juga mempunyai andil dalam kesuksesan manusia.
Pemahaman bahwa anak adalah titipan Tuhan sebenarnya kurang pas, karena manusia yang membuat. (hmm.. bener juga lho..). Kita yang membuat, jadi ya apapun yang terjadi pada anak kita adalah tanggung jawab kita, termasuk kesuksesannya nanti.
Pak Rukky mengambil contoh orang tua yang tidak mau menerima apa adanya seorang anak autis dan mereka menyalahkan alam dan Tuhan karena mereka tidak ingin anak autis.
Dalam proses pembuatan anak dipengaruhi oleh 3 hal menurut Pak Rukky:
1. Kondisi bahan, yaitu sperma dan sel telur -- apakah normal?
2. Kondisi alat reproduksi, yaitu penis dan vagina -- apakah sehat?
3. Kondisi ilmu pengetahuan proses pembuatan anak -- apakah sudah paham?
Sedangkan menurutku pribadi, ada 1 hal lagi yang turut mempengaruhi proses ini.
Kondisi batin dalam proses membuat ini, cukup ber-andil besar secara psikis.
Yah .. karena aku mengalaminya sendiri, jadi berani menyatakan.
Yes! pengetahuan kedua yang mencerahkan.
Dalam perkembangannya, anak-anak yang berusia di bawah 8 tahun memang diciptakan untuk bermain dan bermain. Memberikan ruang yang luas untuk mereka berkembang, berimajinasi, dan berpikir kreatif dengan sendirinya adalah tugas penting kita.
Dan dalam menjalani tugas penting kita sebagai orang tua, kita musti yakin bahwa bonding atau ikatan orang tua dan anak adalah yang terpenting. Sehingga apapun yang terjadi anak akan tetap nyaman bersama kita.
Bukan menjejalkan dengan materi bahasa asing atau matematika atau menulis atau membaca.
Seandainya para pakar pendidikan yang bertugas di dalam pemerintahan memahami hal ini, tentunya sistem belajar-mengajar di sekolah akan lebih berkualitas ya. fiuuhh..
Sedangkan bagaimana dengan kita, produk jebolan sistem pendidikan yang bersifat hafalan tadi? Bagaimana kita bisa membangkitkan kembali otak kanan kita?
Satu-satunya cara adalah Never Stop Learning and Asking..
Real action-nya adalah mengamati setiap hal di sekitar kita dan menanyakan tentang hal itu dalam pikiran kita.
Misalnya, kita lihat lilin, kita pancing diri kita sendiri untuk mencari tahu bagaimana lilin itu dibuat, terbuat dari apakah lilin itu, siapa yang membuat, pakai mesin apa, bagaiman cara distribusinya, bagamaina cara packingnya, dan lain sebagainya.
Pencerahan ketiga yang tampaknya menantang hehehe...
Mari kita hidup lebih baik!
Thank you Pak Rukky..
Tentang bukunya sendiri, aku sudah pernah posting garis besarnya disini:
http://meilawijaya.blogspot.com/2013/12/the-book-of-right-brain-training.html
-Tuhan Memberkati-
Mengikuti diskusi langsung dengan penulis buku The Right Brain Training ini ternyata sangat seru dan membuatku semakin memantapkan keputusan dan langkah kami ke depan.
Sang Penulis -Pak Rukky- sangat spontan dan gamblang dalam menggambarkan paradigma yang menurut beliau sesuai dengan hukum alam ini.
Dengan mengambil "Live Life Creatively" sebagai judul Talk Show, Pak Rukky lebih menggarisbawahi bagaimana kita bisa lebih kreatif dalam menjalani hidup untuk mencapai kesuksesan.
Salah satu karyawan diberikan pertanyaan seputar pekerjaan. Bagaimana proses mencari pekerjaan sampai pada kondisi saat ini, apa tujuan akhirnya, dan bagaimana mencapai itu.
Seperti layaknya orang pada umumnya, tujuan akhir kesuksesan adalah mencapai level tertinggi di perusahaan dengan gaji terbesar.
Kondisi ini dianggap sebagai yang ternyaman.
Sukses pasti dimaknai sangat beragam oleh setiap orang.
Namun buatku, sukses adalah saat hidupku ini bahagia lahir batin dan bermakna.
Poin utama diskusi dalam talk show ini adalah seputar keluarga, suami istri dan anak.
Mungkin karena peserta talk show lebih banyak ibu-ibu dan pasangan.
Termasuk diriku .. hehehe...
Bicara tentang kreatif, biasanya orang akan "lari" pada pemikiran kreatif seni, seperti melukis, menggambar, menyanyi, bermusik, dan sejenisnya. Dan itu adalah kelompok otak kanan (right brain). Benar! kalau berbicara bahwa kemampuan di atas ada di otak kanan, namun kreatif dalam hal ini tidak melulu tentang seni.
Mungkin tidak pernah terpikir bahwa dari lahir kita ini diciptakan dengan kondisi otak yang sama. Seiring dengan proses perkembangan kita masing-masing, berbagai kegiatan yang kita lakukan semasa sekolah, sistem pendidikan sekolah yang bersifat hafalan dalam jangka waktu panjang, doktrin orang tua dan lingkungan, membuat perkembangan otak berbeda.
Di masa kanak-kanak, usia bayi hingga 8 tahun, adalah masa perkembangan otak kanan.
Dimana sebaiknya tidak diajarkan matematika atau bahasa asing (secara sengaja/terpaksa) atau bidang-bidang yang termasuk dalam otak kiri. Karena otak kiri di masa kanak-kanak belum terbentuk dengan sempurna.
Ah.. pengetahuan pertama yang menyejukkan hati :D .. Karena aku meyakini Better Late Than Early ketika memutuskan Abimanyu homeschooling.
Proses "membuat" anak juga mempunyai andil dalam kesuksesan manusia.
Pemahaman bahwa anak adalah titipan Tuhan sebenarnya kurang pas, karena manusia yang membuat. (hmm.. bener juga lho..). Kita yang membuat, jadi ya apapun yang terjadi pada anak kita adalah tanggung jawab kita, termasuk kesuksesannya nanti.
Pak Rukky mengambil contoh orang tua yang tidak mau menerima apa adanya seorang anak autis dan mereka menyalahkan alam dan Tuhan karena mereka tidak ingin anak autis.
Dalam proses pembuatan anak dipengaruhi oleh 3 hal menurut Pak Rukky:
1. Kondisi bahan, yaitu sperma dan sel telur -- apakah normal?
2. Kondisi alat reproduksi, yaitu penis dan vagina -- apakah sehat?
3. Kondisi ilmu pengetahuan proses pembuatan anak -- apakah sudah paham?
Sedangkan menurutku pribadi, ada 1 hal lagi yang turut mempengaruhi proses ini.
Kondisi batin dalam proses membuat ini, cukup ber-andil besar secara psikis.
Yah .. karena aku mengalaminya sendiri, jadi berani menyatakan.
Yes! pengetahuan kedua yang mencerahkan.
Dalam perkembangannya, anak-anak yang berusia di bawah 8 tahun memang diciptakan untuk bermain dan bermain. Memberikan ruang yang luas untuk mereka berkembang, berimajinasi, dan berpikir kreatif dengan sendirinya adalah tugas penting kita.
Dan dalam menjalani tugas penting kita sebagai orang tua, kita musti yakin bahwa bonding atau ikatan orang tua dan anak adalah yang terpenting. Sehingga apapun yang terjadi anak akan tetap nyaman bersama kita.
Bukan menjejalkan dengan materi bahasa asing atau matematika atau menulis atau membaca.
Seandainya para pakar pendidikan yang bertugas di dalam pemerintahan memahami hal ini, tentunya sistem belajar-mengajar di sekolah akan lebih berkualitas ya. fiuuhh..
Sedangkan bagaimana dengan kita, produk jebolan sistem pendidikan yang bersifat hafalan tadi? Bagaimana kita bisa membangkitkan kembali otak kanan kita?
Satu-satunya cara adalah Never Stop Learning and Asking..
Real action-nya adalah mengamati setiap hal di sekitar kita dan menanyakan tentang hal itu dalam pikiran kita.
Misalnya, kita lihat lilin, kita pancing diri kita sendiri untuk mencari tahu bagaimana lilin itu dibuat, terbuat dari apakah lilin itu, siapa yang membuat, pakai mesin apa, bagaiman cara distribusinya, bagamaina cara packingnya, dan lain sebagainya.
Pencerahan ketiga yang tampaknya menantang hehehe...
Mari kita hidup lebih baik!
Thank you Pak Rukky..
Tentang bukunya sendiri, aku sudah pernah posting garis besarnya disini:
http://meilawijaya.blogspot.com/2013/12/the-book-of-right-brain-training.html
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar