Ttg Homeschooling (5): Sosialisasi

Peristiwa itupun akhirnya kami alami..
Ya... kami sudah mulai membagikan pengalaman kepada orang disekitar kami bahwa kami berHS ria.. dan bahwa Abimanyu tidak kami "cemplungkan" ke formal school..
Sejarahnya bisa dilihat di sini, juga di: Ttg Homeschooling, Ttg Homeschooling (2), Ttg Homeschooling (3) dan di Ttg Homeschooling (4).

Respon pertama mereka pada umumnya adalah: "Bagaimana nanti sosialisasinya?"
Persis sama dengan apa yang ditulis para HSer di blog mereka, pasti ada postingan tentang ini xixi..
Kami pun mengalaminya..

Abi sempat masuk formal school ketika KB (kelompok bermain)/playgroup selama 1 tahun hingga lulus. Memang untuk selanjutnya, karena tidak masuk lagi di formal school, Abi tidak akan mengalami kegiatan dalam bentuk kelompok dengan usia yang sama.
Namun kegiatan bersosialisasi tidak harus melalui kegiatan yang diadakan di formal school, at least itu menurut pemahaman kami.
Abi bisa --dan kami yakin-- berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik melalui kegiatannya yang beragam seperti:
- bermain dengan tetangga Valencia yang berusia 3-7 tahun,
- menemani mamapapanya latian koor bersama para Eyang Putri yang ada di lingkungan kami,
- berkunjung ke rumah teman dan saudara, main dengan kakak2nya,
- berkumpul bersama teman sebaya di tempat les yamaha,
- bergabung dengan klub HS, dsb.

Justru, menurut kami, mengalami hubungan lintas usia akan semakin meningkatkan kepercayaan diri (PD) si anak, dalam hal ini Abi.
Abi mampu untuk diajak bicara atau ngobrol lebih tepatnya dengan siapapun yang kami temui, misalkan ketika bertamu atau berkunjung ke rumah teman. Instead of diam saja ketika ditanya.
So far, kami amati Abi bisa berkomunikasi dengan baik.
Bahkan ketika berkunjung ke Sayap Ibu bulan Mei lalu, Abi mau ajak bicara kakak2 di panti.

Penjelasan di atas adalah kalau pengertian Sosialisasi adalah hanya terbatas pada Pergaulan.
Namun ternyata, aku tanya sama Mbah Google lalu baca dari beberapa blog;
sosialisasi itu adalah proses belajar agar seseorang memiliki kepribadian sosial yang sesuai sehingga mampu menjadi individu yang bertanggungjawab.

Abi selalu ikut kami pergi kemana saja.
Memang kami sepakat meng-agenda-kan kegiatan bersama, kecuali kalo papanya harus meeting.
Dengan begitu Abi mengenal berbagai macam orang. Apapun yang Abi lihat pasti akan dia tanyakan, dan hal ini memperluas pengetahuan Abi dengan penjelasan yang kami bagikan semampu kami termasuk nilai-nilai moral/etika ketika itu perlu disertakan dalam penjelasan.

Beberapa sikap Abi yang meyakinkan kami bahwa tidak ada masalah dengan sosialisasi adalah:
- Ketika ikut aku ke bank dan antri, Abi tetap bisa tenang ikut antri, atau menyapa anak lain yang sedang ikut antri mamanya.
- Ketika makan bersama, Abi bisa bilang terimakasih setelah selesai memesan dan berani minta bill langsung ke waiter.
- Ketika perlu membuang sampah di Mall, dan tidak menemukan tempat sampah, Abi bisa tanya ke CS dimana tempat sampahnya.
- Ketika tukang sampah mengambil sampah di depan rumah, Abi bisa mengucapkan terimakasih kepada mereka secara langsung.
- Ketika di Gereja, saat mengucapkan salam damai, Abi bisa memberi salam ke semua orang yang duduk di sekitar tempat duduk kami.

So, we believe and we assure that homeschooling and socialization has nothing to do.
kembali kepada keluarga masing-masing.

Thank you Abimanyu-ku. You are Our Wonderful Boy.

-Tuhan Memberkati-
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema Keluarga 2024

Otak Relax vs Pikiran Aktif

Berhasil itu Apa?