Abi & Popo Exploration
Kesampaian juga berkunjung ke rumah Tante Susan dan Dek Popo.
Rumahnya dekat dengan Cangkringan, bisa deh sekalian menengok kondisi Merapi.
Sejak tahun 2006 dan 2010 kemarin, kami sama sekali tidak mengunjungi daerah yang terkena letusan Gunung Merapi tersebut.
Rabu, 7 Agustus kami agendakan untuk datang kesana, dan disambut dengan sangat hangat.
Abi (4.5 thn) dan Popo (3thn) pun bisa langsung berinteraksi dengan baik.
Lucu sekalii...
Setelah ngobrol sana sini, marilah kita mulai bereksplorasi... xixixi..
Kebo (Kerbau dalam bahasa jawa) peliharaan Akung Popo pun menjadi obyek eksplorasi pertama :D
Mereka berdua semangat sekali deh.
Abi dengan pengalaman pertamanya memberik makan kebo dan Popo yang senang sekali karena dapat teman baru.
Puas dengan si kebo...
Eksplorasi selanjutnya adalah menengok ikan di kali.
Sayangnya, waktu kurang tepat untuk melihat ikan yang sedang dan besar karena sudah dikuras beberapa hari yang lalu. Tapi gakpapa, Abi dan Popo tetap senang dan heboh ketika menceburkan diri [lebih tepatnya kaki hehehe..] ke kali/sungai dekat rumah Popo. Mereka juga diajak menjaring ikan kecil untuk dibuat peyek nanti. Seru!
Selesai menjaring ikan..
Popo mengajak Abi berenang di kolam ikan dekat rumah xixixi...
Tapi Abinya belum "in" untuk nyemplung ... perlu penyesuaian sepertinya :p
Dan akhirnya duduk di pinggiran kolam sambil menyapa ikan-ikan kecil yang dibudidayakan disitu
Ada fenomena baru yang aku temui disini, air di kolam ini adalah aliran langsung dari air sungai, dan semakin siang maka air akan semakin bersih/jernih...
Setelah main bersama tidak lupa juga bersih diri bersama hehehe..
Tak terasa, sudah saatnya makan siang.
Kami pun makan ikan dan sayur maskan Uti Popo, dan tentunya peyek ikan.. enaaak!
Terimakasih Utii..
Langsung deh, kami bersiap menuju Kawasan wisata Merapi.
Paling dekat adalah ke Kali Gendol, melihat bekas aliran lava dan lahar dinging saat itu.
Sampai sana.. kami ternganga.. hehehe... takjub bener!
Memang alam semesta itu sangat hebat, saling beradaptasi dan berevolusi dengan baik.
Setelah evolusi pun pemandangan yang dilihat sangat membuat manusia feel amazed.
Foto sebelah kiri ini, Abi dan Popo berdiri di tugu Batu yang besar sekali, dan terletak di tengah jalan penghubung antara 2 desa. Aku lupa desa apa dan apa. hehehe....
Konon katanya, batu ini tiba-tiba saja datang.
Karena malam sebelumnya tidak ada, baru besoknya, penduduk dikagetkan dengan adanya batu besar ini.
Terlempar karena letupan gas dari Gunung Merapi mungkin ya ?
Abi tertarik sekali dengan pemandangan alam yang dia lihat.
Hingga seolah-olah memastikan bahwa tanah yang diinjaknya bukanlah tanah, melainkan abu.
Tapi memang benar.
Sekilas nampak seperti pasir.
Ketika kita pegang dan rasakan, sangat halus dan mudah hmm.. apa ya istilah Indonesianya.. kalo dalam bahasa jawa "mabul"..
Xixixi.. gak nemu kata yang pas nih.
Alat berat backhoe ini di bawah ini digunakan untuk mengeruk pasir. Sudah tidak dioperasikan sepertinya.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Kali Adem, area bekas bencana yang lebih dekat lagi dengan Gunung Merapi.
Sepanjang jalan, kami melihat masih ada bebrapa rumah yang sudah tidak ditinggali dan tampak terbakar. Mungkin kena semburan awan panas atau "wedhus gembel"
Sampai di area ini, yang mana sudah menjadi.. eh dijadikan sih lebih tepatnya..
Dijadikan oleh penduduk sekitar menjadi kawasan wisata.
Padahal sebenarnya kami masih aman untuk naik beberapa kilometer saja.
Namun yah.. lagi-lagi kesempatan bisnis di lokasi yang memungkinkan, pasti akan dimanfaatkan.
Kami diminta untuk segera memarkirkan mobil dan apabila berminat naik lagi, harus sewa kendaraan.
Bermacam jasa ditawarkan, ojek dengan paket A-C dan jeep yang bisa sampai ke Merapi nya dengan paket A-D.
Termasuk ingin lihat bekas rumah Mbah Maridjan.
Mantab pisan!
Kami putuskan untuk melihat-lihat di sekitar situ saja.
Karena udara dinging kami pun menyantap wedang ronde, mie ndeso, yang weeenaaak tenan ternyata xoxoxo...
Besok kalo Abi uda lebih besar lagi aja deh ya..
Kita sewa jeep ke Merapi.
Mari agendakan lagi! hehehehe... [emaknya paling seneng bikin agenda]
-Tuhan Memberkati-
Rumahnya dekat dengan Cangkringan, bisa deh sekalian menengok kondisi Merapi.
Sejak tahun 2006 dan 2010 kemarin, kami sama sekali tidak mengunjungi daerah yang terkena letusan Gunung Merapi tersebut.
Rabu, 7 Agustus kami agendakan untuk datang kesana, dan disambut dengan sangat hangat.
Abi (4.5 thn) dan Popo (3thn) pun bisa langsung berinteraksi dengan baik.
Lucu sekalii...
Setelah ngobrol sana sini, marilah kita mulai bereksplorasi... xixixi..
Kebo (Kerbau dalam bahasa jawa) peliharaan Akung Popo pun menjadi obyek eksplorasi pertama :D
Mereka berdua semangat sekali deh.
Abi dengan pengalaman pertamanya memberik makan kebo dan Popo yang senang sekali karena dapat teman baru.
Makan yang banyak ya Bo... ditungguin nih... |
Puas dengan si kebo...
Eksplorasi selanjutnya adalah menengok ikan di kali.
Sayangnya, waktu kurang tepat untuk melihat ikan yang sedang dan besar karena sudah dikuras beberapa hari yang lalu. Tapi gakpapa, Abi dan Popo tetap senang dan heboh ketika menceburkan diri [lebih tepatnya kaki hehehe..] ke kali/sungai dekat rumah Popo. Mereka juga diajak menjaring ikan kecil untuk dibuat peyek nanti. Seru!
Selesai menjaring ikan..
Popo mengajak Abi berenang di kolam ikan dekat rumah xixixi...
Tapi Abinya belum "in" untuk nyemplung ... perlu penyesuaian sepertinya :p
Dan akhirnya duduk di pinggiran kolam sambil menyapa ikan-ikan kecil yang dibudidayakan disitu
Ada fenomena baru yang aku temui disini, air di kolam ini adalah aliran langsung dari air sungai, dan semakin siang maka air akan semakin bersih/jernih...
Setelah main bersama tidak lupa juga bersih diri bersama hehehe..
Tak terasa, sudah saatnya makan siang.
Kami pun makan ikan dan sayur maskan Uti Popo, dan tentunya peyek ikan.. enaaak!
Terimakasih Utii..
Langsung deh, kami bersiap menuju Kawasan wisata Merapi.
Paling dekat adalah ke Kali Gendol, melihat bekas aliran lava dan lahar dinging saat itu.
Sampai sana.. kami ternganga.. hehehe... takjub bener!
Memang alam semesta itu sangat hebat, saling beradaptasi dan berevolusi dengan baik.
Setelah evolusi pun pemandangan yang dilihat sangat membuat manusia feel amazed.
Foto sebelah kiri ini, Abi dan Popo berdiri di tugu Batu yang besar sekali, dan terletak di tengah jalan penghubung antara 2 desa. Aku lupa desa apa dan apa. hehehe....
Konon katanya, batu ini tiba-tiba saja datang.
Karena malam sebelumnya tidak ada, baru besoknya, penduduk dikagetkan dengan adanya batu besar ini.
Terlempar karena letupan gas dari Gunung Merapi mungkin ya ?
Abi tertarik sekali dengan pemandangan alam yang dia lihat.
Hingga seolah-olah memastikan bahwa tanah yang diinjaknya bukanlah tanah, melainkan abu.
Tapi memang benar.
Sekilas nampak seperti pasir.
Ketika kita pegang dan rasakan, sangat halus dan mudah hmm.. apa ya istilah Indonesianya.. kalo dalam bahasa jawa "mabul"..
Xixixi.. gak nemu kata yang pas nih.
Alat berat backhoe ini di bawah ini digunakan untuk mengeruk pasir. Sudah tidak dioperasikan sepertinya.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Kali Adem, area bekas bencana yang lebih dekat lagi dengan Gunung Merapi.
Sepanjang jalan, kami melihat masih ada bebrapa rumah yang sudah tidak ditinggali dan tampak terbakar. Mungkin kena semburan awan panas atau "wedhus gembel"
Sampai di area ini, yang mana sudah menjadi.. eh dijadikan sih lebih tepatnya..
Dijadikan oleh penduduk sekitar menjadi kawasan wisata.
Padahal sebenarnya kami masih aman untuk naik beberapa kilometer saja.
Namun yah.. lagi-lagi kesempatan bisnis di lokasi yang memungkinkan, pasti akan dimanfaatkan.
Kami diminta untuk segera memarkirkan mobil dan apabila berminat naik lagi, harus sewa kendaraan.
Bermacam jasa ditawarkan, ojek dengan paket A-C dan jeep yang bisa sampai ke Merapi nya dengan paket A-D.
Termasuk ingin lihat bekas rumah Mbah Maridjan.
Mantab pisan!
Kami putuskan untuk melihat-lihat di sekitar situ saja.
Karena udara dinging kami pun menyantap wedang ronde, mie ndeso, yang weeenaaak tenan ternyata xoxoxo...
Kita sewa jeep ke Merapi.
Mari agendakan lagi! hehehehe... [emaknya paling seneng bikin agenda]
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar