Anamnesa Abimanyu
Iya nih..
pengen nulis tentang Abimanyu-ku yang gak ada habisnya
Kali ini aku pengen curhat tentang Anamnesa Abi.
Anamnesa atau riwayat kesehatan, adalah informasi terkait dengan kesehatan seseorang.
Karena kemarin awal Juni sempat sakit batuk pilek selama 2 hari, aku jadi flash back riwayat kesehatan Abi sejak masa bayi.
Belakangan ini Abi jarang sakit, Puji Tuhan.
Awal diboyong ke Vale, bisa setiap bulan Abi sakit, bahkan pernah 3 minggu sekali Abi selalu batuk pilek dan kadang disertai demam.
Sering ke dokter? pasti.. Malah langsung ke Rumah Sakit, waktu itu masih ke RS Premier Bintaro, kalo sekarang mampirnya ke RS Permata Ibu, yang dekat rumah dan waktu pelayanannya lebih cepat.
Sejak bayi, Abi yang lahir dengan berat 3,075 kg dan panjang 49 cm [sempat dibilang bayi mungil sama PapaAgus dibandingkan dengan kakak2 sepupunya], memang tergolong rentan sakit.
Bisa juga karena gen ya? Aku dulu waktu kecil juga "lemah", alias sangat rentan terhadap virus dan penyakit yang ada disekitarku.
Setelah lahir, dinyatakan kuning, sehingga masih harus "menginap" di RS waktu itu, sampai kurang lebih 2 minggu dari hari lahirnya. Karena RS punya batas minimal tersendiri sebagai prosedur untuk menyatakan bahwa sang bayi ini boleh dibawa pulang.
Abi dibaptis setelah dinyatakan sehat dari kuning dan secara resmi tidur di rumah karanggayam.
Kalo gak salah waktu itu tanggal 15 February 2009, Abi dibaptis di Gereja Banteng.
Kira-kira seminggu kemudian, Abi demam tinggi, dan kalo mau pipis mukanya memerah dan seperti mengejan (ngeden orang jawa bilang).
Sempat panik waktu itu, karena pipisnya gak lancar tapi Abi mengejan terus dan jadi rewel.
Dibawalah Abi kembali ke RS, dan harus opname karena perlu diobservasi.
Ternyata alat kelamin Abi dinyatakan "bungkus", jadi lubang pipisnya kecil sekali karena tertutup selaput penisnya. Kasihan ya...
Masa observasi hampir 2 minggu, dengan obat dan salep pun sudah dilakukan dan sepertinya tidak maksimal. Maka, diambil langkah terakhir, SUNAT..
Wah, dilema aku.. apalagi Aji juga di Surabaya, dalam arti aku jadi gamang untuk mengambil keputusan IYA atau TIDAK.
Demi kesehatan Abi, aku pun mengiyakan. Usia Abi waktu itu 32 hari, pas hari H diSUNAT.
Aku ingaaattt banget pas Abi aku gendong masuk ke ruang operasi, dan dia kedinginan disana.
Begitu keluar dari ruang operasi, Abi menggigil kedinginan sambil menangis.
Hiks.. sampai sekarang, pas nulis ini pun aku masih berkaca-kaca mengingat peristiwa itu.
Tapi, kesehatan Abi yang membaik setelah itu, memompa semangatku dan meyakinkan aku juga bhw keputusanku tidaklah salah. Abi juga cepat besar alias gemuk, makan apa saja yang disediakan.
Matur nuwun Gusti...
Ketika masa cutiku habis dan harus kembali ke Jakarta, aku memboyong Abi ke rumah kontrakan kami di Gotong Royong waktu itu.
Kembali dihadapkan dilema yang lebih berat, Abi mengalami iritasi setelah beberapa hari di Jakarta. Kulitnya merah-merah, dan gatal hampir ke seluruh tubuhnya. Kemudian Abi juga batuk pilek.
Sampai harus opname juga di RS. Gandaria. [ada di posting lama ku di arsip 2009].
Abi dinyatakan alergi Air dan Udara di Jakarta.
Keputusan berat diambil, Abi kembali ke Jogja sementara.
Anehnya, begitu sampai Jogja, ruam/iritasi di kulitnya hilang seketika.
Wah udara Jakarta begitu kotornya ya... :(
Hampir 2.5 tahun kami lalui bertiga dengan jarak jauh, bahkan sempat pisah 3 kota.
Tetap dengan usaha memboyong Abi ke Jakarta setelah kami punya rumah di Vale, sambil mengamati respon fisik dan psikis Abi.
Selama di Jogja, Abi pun mudah kena batuk pilek. Inhalasi dan fisiologi menjadi hal biasa untuk Abi karena seringnya dilakukan. Waktu itu masih belum terdeteksi kenapa kok Abi sering sakit.
1-2 bulan sekali pasti Abi ke dokter. Dokter hanya mengatakan anak ini alergi, entah apa, kemungkinan terbesar adalah debu saat itu.
Akhir tahun 2011, Abi resmi diboyong dan tinggal bersama kami di Vale.
Mulai terdeteksi perlahan kenapa Abi sering sakit batuk pilek.
Aku mengamati secara mendetail dan perlahan apa yang mengganggu sistem tubuhnya.
Yang paling tampak saat ini adalah..
Abi ini alergi terhadap micin, merica, dan makanan yang berpengawet yang kemungkinan kadarnya tinggi antara lain timtam, chitato dkk, happytos, minuman kotak.
Kalo lagi Fit masih bisa dia mengkonsumsi makanan/minuman yang kebanyakan dijual dipasaran ini, tapi kalo lagi capek/drop.. wah jangan deh.. bisa langsung batuk pilek dan kadang disertai demam.
Bersyukur kepada Tuhan, Abi bisa dikasihtau bahwa ada beberapa makanan, yang mana adalah cemilan favorit anak-anak dan orang dewasa juga sepertinya, yang berpengawet lebih dan dia tidak bisa ikut makan/minum seperti anak-anak kebanyakan.
Kemarin, 3 bulan terakhir Abi sama sekali gak batuk pilek.
Baru sakit awal Juni ini, dan itupun hanya 2-3 hari batuk pilek.
Puji Tuhan. Sehat terus ya Nak.
-Tuhan Memberkati-
pengen nulis tentang Abimanyu-ku yang gak ada habisnya
Kali ini aku pengen curhat tentang Anamnesa Abi.
Anamnesa atau riwayat kesehatan, adalah informasi terkait dengan kesehatan seseorang.
Karena kemarin awal Juni sempat sakit batuk pilek selama 2 hari, aku jadi flash back riwayat kesehatan Abi sejak masa bayi.
Belakangan ini Abi jarang sakit, Puji Tuhan.
Awal diboyong ke Vale, bisa setiap bulan Abi sakit, bahkan pernah 3 minggu sekali Abi selalu batuk pilek dan kadang disertai demam.
Sering ke dokter? pasti.. Malah langsung ke Rumah Sakit, waktu itu masih ke RS Premier Bintaro, kalo sekarang mampirnya ke RS Permata Ibu, yang dekat rumah dan waktu pelayanannya lebih cepat.
Sejak bayi, Abi yang lahir dengan berat 3,075 kg dan panjang 49 cm [sempat dibilang bayi mungil sama PapaAgus dibandingkan dengan kakak2 sepupunya], memang tergolong rentan sakit.
Bisa juga karena gen ya? Aku dulu waktu kecil juga "lemah", alias sangat rentan terhadap virus dan penyakit yang ada disekitarku.
Setelah lahir, dinyatakan kuning, sehingga masih harus "menginap" di RS waktu itu, sampai kurang lebih 2 minggu dari hari lahirnya. Karena RS punya batas minimal tersendiri sebagai prosedur untuk menyatakan bahwa sang bayi ini boleh dibawa pulang.
Abi dibaptis setelah dinyatakan sehat dari kuning dan secara resmi tidur di rumah karanggayam.
Kalo gak salah waktu itu tanggal 15 February 2009, Abi dibaptis di Gereja Banteng.
Kira-kira seminggu kemudian, Abi demam tinggi, dan kalo mau pipis mukanya memerah dan seperti mengejan (ngeden orang jawa bilang).
Sempat panik waktu itu, karena pipisnya gak lancar tapi Abi mengejan terus dan jadi rewel.
Dibawalah Abi kembali ke RS, dan harus opname karena perlu diobservasi.
Ternyata alat kelamin Abi dinyatakan "bungkus", jadi lubang pipisnya kecil sekali karena tertutup selaput penisnya. Kasihan ya...
Masa observasi hampir 2 minggu, dengan obat dan salep pun sudah dilakukan dan sepertinya tidak maksimal. Maka, diambil langkah terakhir, SUNAT..
Wah, dilema aku.. apalagi Aji juga di Surabaya, dalam arti aku jadi gamang untuk mengambil keputusan IYA atau TIDAK.
Demi kesehatan Abi, aku pun mengiyakan. Usia Abi waktu itu 32 hari, pas hari H diSUNAT.
Aku ingaaattt banget pas Abi aku gendong masuk ke ruang operasi, dan dia kedinginan disana.
Begitu keluar dari ruang operasi, Abi menggigil kedinginan sambil menangis.
Hiks.. sampai sekarang, pas nulis ini pun aku masih berkaca-kaca mengingat peristiwa itu.
Tapi, kesehatan Abi yang membaik setelah itu, memompa semangatku dan meyakinkan aku juga bhw keputusanku tidaklah salah. Abi juga cepat besar alias gemuk, makan apa saja yang disediakan.
Matur nuwun Gusti...
Ketika masa cutiku habis dan harus kembali ke Jakarta, aku memboyong Abi ke rumah kontrakan kami di Gotong Royong waktu itu.
Kembali dihadapkan dilema yang lebih berat, Abi mengalami iritasi setelah beberapa hari di Jakarta. Kulitnya merah-merah, dan gatal hampir ke seluruh tubuhnya. Kemudian Abi juga batuk pilek.
Sampai harus opname juga di RS. Gandaria. [ada di posting lama ku di arsip 2009].
Abi dinyatakan alergi Air dan Udara di Jakarta.
Keputusan berat diambil, Abi kembali ke Jogja sementara.
Anehnya, begitu sampai Jogja, ruam/iritasi di kulitnya hilang seketika.
Wah udara Jakarta begitu kotornya ya... :(
Hampir 2.5 tahun kami lalui bertiga dengan jarak jauh, bahkan sempat pisah 3 kota.
Tetap dengan usaha memboyong Abi ke Jakarta setelah kami punya rumah di Vale, sambil mengamati respon fisik dan psikis Abi.
Selama di Jogja, Abi pun mudah kena batuk pilek. Inhalasi dan fisiologi menjadi hal biasa untuk Abi karena seringnya dilakukan. Waktu itu masih belum terdeteksi kenapa kok Abi sering sakit.
1-2 bulan sekali pasti Abi ke dokter. Dokter hanya mengatakan anak ini alergi, entah apa, kemungkinan terbesar adalah debu saat itu.
Akhir tahun 2011, Abi resmi diboyong dan tinggal bersama kami di Vale.
Mulai terdeteksi perlahan kenapa Abi sering sakit batuk pilek.
Aku mengamati secara mendetail dan perlahan apa yang mengganggu sistem tubuhnya.
Yang paling tampak saat ini adalah..
Abi ini alergi terhadap micin, merica, dan makanan yang berpengawet yang kemungkinan kadarnya tinggi antara lain timtam, chitato dkk, happytos, minuman kotak.
Kalo lagi Fit masih bisa dia mengkonsumsi makanan/minuman yang kebanyakan dijual dipasaran ini, tapi kalo lagi capek/drop.. wah jangan deh.. bisa langsung batuk pilek dan kadang disertai demam.
Bersyukur kepada Tuhan, Abi bisa dikasihtau bahwa ada beberapa makanan, yang mana adalah cemilan favorit anak-anak dan orang dewasa juga sepertinya, yang berpengawet lebih dan dia tidak bisa ikut makan/minum seperti anak-anak kebanyakan.
Kemarin, 3 bulan terakhir Abi sama sekali gak batuk pilek.
Baru sakit awal Juni ini, dan itupun hanya 2-3 hari batuk pilek.
Puji Tuhan. Sehat terus ya Nak.
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar