Berkunjung ke Yayasan Sayap Ibu Bintaro


Aku dan Aji sepakat untuk mengajak Abi mengenal pengalaman baru yang sifatnya sosial, mengetahui kondisi orang lain di luar sana, dan mengajarkan apa yang namanya Empati dengan salah satunya berkunjung ke Yayasan Sayap Ibu Bintaro.

Menurut Wikipedia, Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain [diambil dari Buku Baron & Byrne, Psikologi Sosial Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2004, hal. 111].

Yayasan Sayap Ibu Bintaro, atau biasa disingkat dengan YSIB, adalah sebuah tempat merawat anak cacat dari usia balita hingga yang saat ini tertua adalah berusia 19 tahun yang memiliki riwayat kelainan fisik atau cacat ganda. YSIB merupakan lembaga non profit dan non pemerintah yang diresmikan tanggal 1 Oktober 2005. 
Saat ini ada 35 anak yang tinggal disana dari umur 3 tahun sampai yang tertua berumur 19 tahun, dengan pengasuh 20 orang dan manajemen termasuk pembantu umum 20 orang yang juga tinggal disana. Anak-anak dikirim oleh Dinas Sosial di berbagai daerah di Indonesia ke YSIB. Mostly, cacat ganda yang dialami anak-anak ini adalah:
- Lumpuh layu - tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara. 
Lumpuh Layu (Acute Placid Paralysis), suatu penyakit sejenis polio yang biasanya menyerang anak-anak di bawah 15 tahun.
- Hydrocephalus/Hidrosefalus - tidak bisa melihat (katarak) - sulit bernafas. 
Penyebab Hidrosefalus sampai sekarang masih belum jelas. Biasanya terjadi pada kehamilan yang si ibu masih muda usianya, dan disebabkan oleh kekurangan oksigen (hipoksia), kekurangan nutrisi, radang atau infeksi, cedera atau trauma, obat-obatan, dan hormonal.

Plang YSIB
Lokasi YSIB tidak terlalu tampak dari Jalan Graha Raya, karena agak masuk dan saat ini di depan bangunan YSI sedang dibangun ruko juga. Ketika kami masuk, ternyata di dalam masih luas dan kondisi bangunannya juga rapi dan bersih. YSIB juga sedang membangun ruangan baru untuk dokter jaga, ruang periksa, ruang therapy, dan kamar. Puji Tuhan pihak manajemen terus memikirkan perawatan yang baik bagi anak-anak ini.

Dari hasil obrolan kami dengan Bu Ayu, selama ini, apabila anak-anak anfal atau "kumat" kondisinya, harus segera dilarikan ke RS. Fatmawati, yang bisa menerima jamkesmas. Kasihan juga ya, agak jauh, belum lagi kalo macet. Hiks.. gak kebayang paniknya.. :(


Sumber dana yang diterima oleh YSI Bintaro selain dari pemerintah (APBN & APBD), mayoritas adalah dari donatur (Zakat, LSM, Bantuan Luar Negeri, Usaha Mandiri, dan Pribadi). Silakan kalo berminat berbagi, bisa langsung menghubungi Bu Ayu.


Kami sampai YSIB sekitar jam 9.00 wib. Begitu memasuki halaman, langsung disambut oleh beberapa anak yang berkegiatan di teras setiap pagi. Ada Ucup, Jelita, Ari, Nurul, Ayu, Reihan, (aku lupa sapa lagi). Setelah bersapa ria dengan anak-anak ini, kami langsung ngobrol sebentar dengan Bu Ayu di office sembari menyerahkan bantuan beberapa kebutuhan panti dari kami dan teman-teman (TERIMA KASIH Mba Lucia, Mba Lis, MamaNdang, Sandra). Kemudian menengok anak-anak yang lain di kamarnya. Kami gak sempat berfoto dengan anak-anak di dalam kamar, saking terenyuh hati ini mendengar penjelasan kondisi masing-masing anak dari para pengasuh dan Bu Ayu.

Kondisi yang mereka alami, tidak menyulutkan keceriaan anak-anak ini. Mereka tetap bercanda seperti layaknya anak-anak dengan bahasa mereka masing-masing. Kami pun ikut bergabung ngobrol sana-sini dengan mereka.



Anak-anak yang di teras ini, bisa diajak berkomunikasi walopun terbatas. 
Ucup, yang paling kiri, sumeh banget (suka tersenyum) meskipun dia tidak bisa bicara, namun paham ketika kita tanya jawaban iya atau tidak. Juga kalo digodain, pasti akan senyum-senyum.. Lucu xixixi...





 Anak perempuan yang ada di depanku ini, aku lupa namanya. Kalo gak salah, dia mengalami autis, aktif kesana-kemari, minta diperhatikan dengan selalu menggandeng tanganku, ketika aku mulai memperhatikan yang lain. Minta lihat ini itu yang ada di aku. Entah kertas entah tas, tapi tidak fokus untuk mengamati lebih lanjut. Heboh bergerak si manis ini.. hehehe...


Abi dan Kak Nurul

Abi, Kak Jelita, dan PapaAbi




 Ini Abi dengan Kak Nurul..
Nurul terganggu penglihatannya, namun paling normal ketika diajak berkomunikasi. Bisa menjawab dengan baik. Dan langsung akrab sama Abi. Lucu pas denger mereka ngobrol. 
Nurul juga  yang minta difoto sama Abi..







Kalo ini, namanya Jelita.
Manis, murah senyum, ramah, dan berani mengajak berkomunikasi.
Paling manis se-panti, katanya hehehe..
Dia bisa tunjukkan gambar lalu menyebutkan ini apa itu apa, meskipun tidak jelas.
Pinter! ... jadi agak mewek deh.. mengapa dia mengalami kondisi ini :(







Beberapa anak lain yang aku ingat:
- Berti, gadis 8 tahun yang mengalami hidrosefalus, dengan kondisi yang sudah parah dan terlambat untuk dioperasi, diameter kepalanya kurang lebih 30cm, mata tidak bisa menutup bahkan saat tidur
- Umay, balita perempuan yang mengalami keterbelakangan mental, namun aktif dan suka minta gendong hahaha.. setiap orang yg datang pasti diminta gendong
- Lena, anak perempuan kalo gak salah 5 tahun, suka menyanyi/bersenandung, mengalami keterbelakangan mental, cerita anak ini menyedihkan :(
Dia dibuang oleh Ibunya karna ingin memperbaiki ekonominya dengan menikah lagi dan takut calon suami nantinya tidak mau melanjutkan ke jenjang pernikahan apabila melihat Lena. Singkat cerita beberapa waktu lalu Ibunya datang ingin merawat kembali Lena, setelah keluar dari penjara karena ada yang mengetahui proses pembuangan Lena dan melaporkan ke Polisi. :(
- Kazumi, anak manis sekitar 10 tahun, mengalami microsefalus (kepalanya mengecil), suka senyum dan berayun-ayun di kursi goyang bayi bahkan sampai tertidur
- Bayu, balita laki-laki, mengalami hidrosefalus, tapi aktif dan masih bisa berjalan/berkegiatan
- Ari, balita laki-laki, mengalami keterbelakangan mental tapi aktif juga, yang ini suka main sama Aji

Sayang sekali aku tidak ingat semuanya.. hiks..
Ada satu anak laki-laki sekitar 14 tahun yang mengalami autis parah, sehingga harus ditidurkan beralaskan kayu, di dalam box berpagar, dan diikat kaki dan tangannya. Karena semua yang ada disekitarnya, yang lunak, mudah lepas, mudah patah, pasti akan  dilepaskannya lalu dimakan. Kadang juga menyakiti diri sendiri. Kasian banget yaaaa... huaaa...

Abi mengamati satu-per satu kakak-kakak ini...
kadang dia menanyakan apa yang dialami oleh kakak ini, kakak itu, apa sebabnya, dll
kadang malah bengong.. saking heran nya mungkin ya..

Kapan-kapan kita datang lagi ya Mas..
Sepulang dari YSIB, kami menanyakan apa tanggapan Abi
"kasian no ya Ma.." terlontar kalimat itu dari mulut mungilnya :)
Kami menjelaskan dan mengajak Abi untuk bersyukur atas segala karunia badan dan jiwa yang sehat 
Juga untuk selalu ingat kepada mereka yang membutuhkan perhatian seperti kakak-kakak di YSIB

Sekali lagi aku ucapkan terima kasih juga untuk Mba Lucia, Mba Lis, MamaNdang, dan Sandra
yang ikut berpartisipasi memberikan bantuan ke anak-anak YSIB ini.



Bagi yang berminat, bisa menghubungi ke:



Hanya ingin berbagi...

- Tuhan Memberkati

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema Keluarga 2024

Otak Relax vs Pikiran Aktif

Berhasil itu Apa?